Bapak LaTenge: Pelopor Penggunaan Transportasi Umum Kota Kendari

Bapak LaTenge: Pelopor Penggunaan Transportasi Umum untuk Menyelamatkan Lingkungan Kota Kendari, sebuah kota yang berkembang di tengah-tengah pulau Sulawesi, telah menyaksikan transformasi besar dalam hal mobilitas dan lingkungan hidup, dan salah satu tokoh sentral dalam perubahan ini adalah Bapak LaTenge. Beliau adalah seseorang yang telah berperan penting dalam memberdayakan para sopir angkutan umum di Kota Kendari dan mendorong penggunaan transportasi umum sebagai sarana utama pokok transportasi dalam kehidupan sehari-hari.

Bapak LaTenge memulai perjuangannya dari lingkup saudara-saudari dan keluarganya. Beliau memiliki keyakinan yang kuat bahwa penggunaan angkutan umum harus menjadi prioritas dalam upaya mengurangi dampak negatif polusi udara dan pemakaian bahan bakar fosil yang semakin meresahkan. Bahkan, meskipun memiliki kendaraan pribadi, Bapak LaTenge sendiri memilih untuk menggunakan angkutan umum sebagai bentuk komitmen pribadinya untuk mendukung para sopir angkutan umum di kota tersebut.

Pendekatan yang diambil oleh Bapak LaTenge adalah memberdayakan masyarakat sekitarnya untuk ikut serta dalam upaya menjadikan angkutan umum sebagai pilihan utama. Ini dilakukan melalui sosialisasi, pembelajaran, dan pembiasaan terhadap penggunaan angkutan umum. Hal ini dilakukan untuk memicu semangat dalam memberdayakan para sopir angkutan umum di Kota Kendari.

Salah satu argumen kuat yang ditekankan oleh Bapak LaTenge adalah dampak positif penggunaan angkutan umum terhadap lingkungan. Dengan mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang beroperasi di kota, emisi gas buang dapat diminimalisir secara signifikan. Ini berarti bahwa udara di Kota Kendari akan menjadi lebih bersih, mengurangi polusi udara dan memperbaiki kualitas udara yang dihirup oleh warga kota.

Selain itu, penggunaan transportasi umum juga berkontribusi pada pengurangan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) fosil, yang merupakan sumber utama emisi gas rumah kaca. Dengan mengurangi ketergantungan pada BBM, Kota Kendari akan bergerak menuju keberlanjutan energi yang lebih besar dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Bapak LaTenge dengan tegas menyatakan, “Jika kita memakai transportasi umum, berarti kita sudah mengurangi emisi dan mengurangi populasi udara kotor di tengah kota.” Ia juga menyoroti bahwa dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang mengeluarkan asap, kota tersebut akan semakin tercemar oleh debu dan polusi udara yang merugikan kesehatan warga kota.

Meskipun terdapat pro dan kontra terkait penggunaan kendaraan bermotor berbasis BBM atau listrik, Bapak LaTenge tetap memegang teguh prinsipnya untuk mendukung transportasi umum sebagai solusi yang lebih berkelanjutan. Ia meyakini bahwa dengan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, kota dapat mencapai kondisi lingkungan yang lebih baik dan meminimalisir dampak buruk perubahan iklim.

Bapak LaTenge telah membuktikan bahwa perubahan dimulai dari individu dan komunitas. Dengan memberdayakan para sopir angkutan umum dan mengedukasi masyarakat tentang manfaat penggunaan angkutan umum, beliau telah menjadi pionir dalam upaya menjadikan Kota Kendari lebih hijau, bersih, dan berkelanjutan. Semangat dan dedikasi Bapak LaTenge adalah inspirasi bagi kita semua untuk berkontribusi dalam melindungi lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih baik.

 

Ditulis Oleh Jurnalis